Atlas Wali Songo. Yang pertama dalam mengungkap fakta keberadaan Wali Songo
Anda tentu tahu Wali Songo. Ya, sejak masa kecil kita sudah diperkenalkan dengan Wali Songo dalam buku-buku kecil yang menceritakan sejarah singkat mengenai Wali Songo, meskipun kita tahu buku-buku kecil itu belum dapat memuaskan rasa ingin tahu kita. Keberadaan Wali Songo juga diperkuat dengan adanya bukti-bukti yang ada, mulai dari yang berbentuk bangunan atau makam seperti Masjid Agung Demak dan makam dari para anggota Wali Songo tersebut (misalkan makam Sunan Ampel di Surabaya), hingga bukti-bukti tertulis dalam babad-babad terdahulu (misalkan Babad Cirebon).
Akan tetapi, keberadaan Wali Songo menjadi permasalahan. Hal ini dikarenakan adanya aliran-aliran keagamaan yang mengingkari keberadaan Walisongo, bahkan ada juga yang mengklaim bahwa Wali Songo itu sepaham dengan mereka. Ini jelas merupakan tindakan yang sangat tidak jujur. Wali Songo bukanlah cerita, dongeng atau semacamnya. Wali Songo itu benar-benar ada. Mereka seperti tidak menghiraukan jerih payah para sejarawan yang menghabiskan puluhan tahun hingga berhasil membuktikan keberadaan Wali Songo dari penelitian sulit mereka.
Tinggalkan saja perdebatan mengenai kisah-kisah yang belum tentu dapat dijangkau secara logika yang mengiringi Wali Songo, kembali lagi pada keyakinan masing-masing individu. Ada salah satu referensi menarik terkait Wali Songo. Yaitu dengan hadirnya Atlas Wali Songo, yang disusun oleh KH Agus Sunyoto. Atlas Wali Songo ini merupakan referensi tentang Wali Songo yang dapat dikatakan paling menarik untuk dibaca. Selama ini, buku-buku yang membahas Wali Songo lebih mengedepankan kisah-kisah layaknya karamah/karomah daripada kisah sejarahnya, meski untuk menghimpunnya (jika ada kemauan terdahulunya) telah didukung bukti-bukti kuat. Atau dicatat di internet dalam situs-situs berlabel Islam sesuai persepsi dari kelompok pemilik situs-situs tersebut.
Meskipun demikian, nampaknya Atlas Wali Songo ini terfokus pada ciri sejarah Islam yang dititik beratkan pada Jawa sejak masa Mataram Hindu hingga Majapahit. Namun secara umum buku ini telah mampu menunjukkan bahwa Wali Songo itu ada dan obyektif dalam historisitas Indonesia. Kita wajib menghargai jerih payah KH Agus Sunyoto yang terhimpun dalam Atlas Wali Songo yang beliau susun. Kepiawaian beliau ini membuktikan bahwa sejarah bisa diteliti dan dipublikasikan oleh non akademisi sejarah asalkan tidak terindikasi kepentingan kelompok tertentu dan relevan dengan bukti-bukti yang kuat.
Karena jerih payah beliau, Atlas Wali Songo akhirnya dinobatkan menjadi Buku Terbaik 2014 Kategori Non Fiksi Dewasa" versi Islamic Book Fair di Gedung Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu, 1 Maret 2014 lalu. Tentunya dengan menyisihkan nominasi lain di antaranya "Cak Nur; Banyak Jalan Menuju Tuhan" karya Budhy Munawar Rachman (Mizan), "Hijama ox Oxydant Drainage Therapy (ODT)" karya Azib Susiyanto, Sy (Gema Insani), "Kaidah Tafsir" karya Quraish Shihab (Lentera Hati), dan "The New World Order" karya Jagad A. Purbawati (Pustaka Al-Kautsar). Atas upaya penelitian ilmiah ini pula, Prof. Dr. Mundardjito ("Begawan" Arkeologi Universitas Indonesia) mengapresiasikan Atlas Wali Songo sebagai karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Prof. Dr. Mundardjito juga mengatakan bahwa Atlas Wali Songo menyediakan latar belakang kesejarahan yang memadai dan dengan dasar yang bisa dipertanggungjawabkan. Beliau juga menilai uraian informasi di dalamnya yang dimulai dari ruang lingkup secara geografis dan kultural, mampu mengantarkan informasi yang spesifik, terinci, dan runut.
Untuk harga buku yang diterbitkan oleh Pustaka Iiman ini memang tergolong tinggi sesuai dengan kualitas ilmu di dalamnya, yakni di kisaran Rp200.000-an (berdasarkan referensi-referensi penjualan online). Harga yang "mahal" itu tidak menjadi masalah jika ada keinginan kuat untuk memuaskan rasa penasaran tentang Wali Songo melalui buku ini.
Cintailah sejarah bangsamu, baik atau buruknya jadikanlah sebagai pelajaran untuk hari ini dan masa yang akan datang!
Meskipun demikian, nampaknya Atlas Wali Songo ini terfokus pada ciri sejarah Islam yang dititik beratkan pada Jawa sejak masa Mataram Hindu hingga Majapahit. Namun secara umum buku ini telah mampu menunjukkan bahwa Wali Songo itu ada dan obyektif dalam historisitas Indonesia. Kita wajib menghargai jerih payah KH Agus Sunyoto yang terhimpun dalam Atlas Wali Songo yang beliau susun. Kepiawaian beliau ini membuktikan bahwa sejarah bisa diteliti dan dipublikasikan oleh non akademisi sejarah asalkan tidak terindikasi kepentingan kelompok tertentu dan relevan dengan bukti-bukti yang kuat.
Karena jerih payah beliau, Atlas Wali Songo akhirnya dinobatkan menjadi Buku Terbaik 2014 Kategori Non Fiksi Dewasa" versi Islamic Book Fair di Gedung Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Sabtu, 1 Maret 2014 lalu. Tentunya dengan menyisihkan nominasi lain di antaranya "Cak Nur; Banyak Jalan Menuju Tuhan" karya Budhy Munawar Rachman (Mizan), "Hijama ox Oxydant Drainage Therapy (ODT)" karya Azib Susiyanto, Sy (Gema Insani), "Kaidah Tafsir" karya Quraish Shihab (Lentera Hati), dan "The New World Order" karya Jagad A. Purbawati (Pustaka Al-Kautsar). Atas upaya penelitian ilmiah ini pula, Prof. Dr. Mundardjito ("Begawan" Arkeologi Universitas Indonesia) mengapresiasikan Atlas Wali Songo sebagai karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Prof. Dr. Mundardjito juga mengatakan bahwa Atlas Wali Songo menyediakan latar belakang kesejarahan yang memadai dan dengan dasar yang bisa dipertanggungjawabkan. Beliau juga menilai uraian informasi di dalamnya yang dimulai dari ruang lingkup secara geografis dan kultural, mampu mengantarkan informasi yang spesifik, terinci, dan runut.
Untuk harga buku yang diterbitkan oleh Pustaka Iiman ini memang tergolong tinggi sesuai dengan kualitas ilmu di dalamnya, yakni di kisaran Rp200.000-an (berdasarkan referensi-referensi penjualan online). Harga yang "mahal" itu tidak menjadi masalah jika ada keinginan kuat untuk memuaskan rasa penasaran tentang Wali Songo melalui buku ini.
Cintailah sejarah bangsamu, baik atau buruknya jadikanlah sebagai pelajaran untuk hari ini dan masa yang akan datang!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan sopan sesuai etika dan EYD