Selasa, 04 Agustus 2015

Revitalisasi Kabuyutan Nusantara Demi Pelestarian Peninggalan Sejarah




Sekilas rencana Revitalisasi Kabuyutan Nusantara


Komunitas Kabuyutan telah menawarkan rencana Revitalisasi Kabuyutan Nusantara sebagai ganti dari "pembangunan" Waduk Jatigede. Rencana Revitalisasi Kabuyutan sepintas lebih mengarah pada pemberdayaan lokal yang sejahtera, tetapi setelah didalami ternyata ada banyak manfaat yang dapat diwujudkan lebih dari sekedar pemberdayaan lokalnya. Dari landasanya, Komunitas Kabuyutan memiliki inti tujuan yang sama dengan kami, Sectie Van Batavia dalam hal pelestarian dan menjaga peninggalan sejarah untuk tetap di tempatnya. Namun cakupannya lebih luas dengan berpijakan kepada kearifan lokal yang menjadi fokus Komunitas Kabuyutan.

Adapun definisi dari kata "Kabuyutan" sendiri adalah tempat suci yang memiliki nilai sejarah, budaya dan spiritual masyarakat. Secara mikronya, kampung halaman/tempat tinggal beserta isinya baik yang nampak (tanah, air, sumber daya alam, sumber daya manusia) maupun yang tidak nampak (nilai-nilai sejarah, budaya dan spiritual). Secara makronya, adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai tempat bernaung.

Dasar pemikiran dari revitalisasi ini salah satunya adalah kearifan budaya Sunda dalam menjaga lingkungan. Konsep pengembangannya pada intinya berisikan:

1. Konservasi dan berwawasan lingkungan;
2. Melestarikan budaya dan kearifan lokal;
3. Memanfaatkan SDA (Sumber Daya Alam) sebagai media rekreasi, edukasi, terapi alami, dan kegiatan lainnya yang bermanfaat positif yang sejalan dengan semangat konservasi;
4. Menciptakan nilai tambah dan Multiplier Effect yang positif untuk masyarakat sekitar;
5. Pembangunan yang selaras denga alam.

Pihak Komunitas Kabuyutan sendiri menyatakan, bahwa Lemah Sagandu Kabuyutan Cipaku merupakan salah satu pusaka warisan budaya bangsa yang seharusnya dilestarikan dengan cara dikembagkan menjadi kawasan yang memiliki nilai tambah dan multiplier effect untuk pembangunan masyarakat, khususnya Kabupaten Sumedang dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, umumnya untuk masyarakat dunia. Oleh karena itu, tidak etis dibangun Waduk Jatigede yang belum tentu efektif manfaatnya tetapi malah harus merusak tatanan kehidupan sosial dan spiritual masyarakat Kabuyutan Cipaku.

Revitalisasi Kabuyutan Nusantara Demi Pelestarian Peninggalan Sejarah

Ada puluhan peninggalan sejarah yang terancam oleh "pembangunan" Waduk Jatigede, 25 di antaranya telah masuk ke dalam tulisan Prof. Hj. Nina Herlina Lubis, M.S.. Belakangan pihak-pihak tertentu menginginkan agar peninggalan sejarah tersebut direlokasikan. Sejatinya, situs sejarah tetap harus melekat pada tempatnya, bahkan sekalipun situs itu berbentuk bangunan tua yang menjadi saksi bisu sejarah. Dengan merelokasikannya pun sama dengan menghilangkan nilai-nilai sejarah yang terkandung di dalamnya, karena situs bersejarah tidak sama dengan benda-benda peninggalan sejarah yang dapat dipindah-pindah meskipun sama-sama peninggalan sejarah.

Argumen-argumen "aneh" dari pendukung proyek ini pun bermunculan di berbagai media, sementara argumen pihak penolak seperti sengaja dibenamkan agar tidak diketahui publik. Namun para penolak tetap tidak putus asa. Berbekal deklarasi yang didokumentasikan, website-website yang mereka buat sendiri, hingga social media menjadi ajang pemberitaan alternatif.

Melestarikan peninggalan situs sejarah seperti dilema bagi mereka yang melaksanakan "pembangunan" tersebut. Jika mereka tidak melaksanakannya, maka uang yang dipinjam akan terbuang secara percuma dan entah bagaimana mereka dapat menggantinya, sementara pihak peminjam tidak mau tahu sama sekali. Jika mereka bersikeras melanjutkan "pembangunan" dan mengesampingkan situs-situs sejarah tersebut dengan cara merelokasikanya, mereka sama saja memisahkan akar sejarah dari tempatnya berada sekaligus juga memisahkannya dari bagian budaya dan spiritual masyarakat.

Oleh karena itu, rencana Revitalisasi Kabuyutan Nusantara lebih realistis untuk diterapkan dan dikembangkan. Selain manfaatnya jelas, peninggalan sejarah setempat dapat terjamin keselamatannya tanpa perlu direlokasi. Rencana revitalisas ini dapat dilihat di http://kabuyutancipaku.wordpress.com.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan baik dan sopan sesuai etika dan EYD